Jumat, 06 April 2012

Bahaya, Jika Kita Merasa Tahu


SegalanyaJanganlah merasa jago bahwa diri kita tahu segalanya. Bila kita ingin mendapatkan informasi yang baik dan benar, simaklah baik-baik. Kalau ada berita yang kita dengar hanya sepintas, maka yang masuk melalui telinga, pikiran dan sanubari kita juga sepintas.
Jangan merasa bahwa informasi tersebut sudah akurat. Tanpa menyimak dengan baik, maka yang kita terima juga kurang baik mutunya.
Pada hakekatnya sebagian dari kita hidup penuh dengan kesombongan. Kita tidak malu memberikan informasi yang salah daripada mengakui bahwa kita tidak mengerti. Untuk menutup keraguan, dipergunakan kata "mungkin".
Apakah kita sudah merenungkan secara mendalam, apa yang terjadi kalau informasi salah tersebut akan menjerumuskan orang lain dalam bahaya ?
Kita hendaknya hidup cermat. Cermat dalam segala bidang.
Karena pada saat ini banyak orang disekitar kita yang tidak cermat dan tidak tahu, carut marutlah masyarakat kita.
Banyak diantara kita tidak malu memberi informasi yang tidak benar, bahkan tidak malu melakukan kesalahan. Kita sudah tidak malu membuang sampah sembarangan, tidak malu menyangkal kebenaran yang ada. Apakah hal ini akan dilakukan terus menerus ?
Banyak pula yang tidak tahu untuk menegakkan disiplin di setiap tempat pada mana kita berpijak. Banyak yang belum tahu apa sebenarnya yang harus dilakukan, sehingga tidak menyadari bahwa dirinya tidak benar.
Jadi, malu pulalah bila kita seenaknya
menebang pohon, seenaknya mengambil daun-daun dan seenaknya datang terlambat di sekolah atau di tempat kerja.
Demikian juga malu pulalah bila kita seenaknya mengunyah kudapan sambil bekerja,.
Melakukan sarapan (makan pagi) beberapa saat setelah masuk kerja juga dilakukan karena tidak tahu. Sebaiknya kita jadi tahu, karena sarapan dilakukan sebelum masuk kerja. Karena tidak tahu, akuilah ! Setelah itu lakukanlah yang benar.
Untuk menjaga keseimbangan, dalam kehidupan ini kita perlu membuat keseimbangan physik dan psychis. Bagi yang terlalu kurus, usahakan menjadi gemuk sedikit. Yang sudah terlalu gemuk, kuruskanlah tubuh ini sesuai petunjuk untuk memelihara kesehatan. Bagi yang masih belum tahu, carilah tahu mana yang benar, sehingga tidak melakukan kekeliruan terus menerus.
Marilah kita mulai dari sendiri untuk malu berbuat salah dan takut akan akibat perbuatan yang tidak terpuji. Kalau sudah mulai, peliharalah kebajikan kita agar yang tidak tahu menjadi tahu.
Semoga kita semua bisa.


Masa Depan Anda Tergantung Dari 2 Hal
Kebanyakan orang mengatakan kalau masa depan kita ditentukan oleh Mimpi kita, cita-cita, ataupun angan-angan kita. Hampir semua anak muda usia 20 tahunan memiliki mimpi yang ‘setinggi langit’. Ada yang ingin jadi ini, jadi itu, dll. Lalu kenapa tak semuanya bisa mewujudkan apa yang diimpikannya?
            Sebagai contoh sederhana, ada seorang anak yang bermimpi ingin menjadi pegawai kantoran. Namun hingga usia 30 tahunan dia tak pernah diterima di satupun kantor. Malangnya saat 40 tahun dia juga belum mencapai apa yang diharapkannya. Hingga akhirnya pada usia 50 tahun dia mengubur impiannya untuk menjadi pegawai kantoran.
            Itu hanya contoh sederhana. Malangnya, di dunia ini masih banyak orang yang seperti itu. Punya mimpi tapi tak pernah bisa mewujudkannya.
Masa depan Anda bukan tergantung dari mimpi Anda. Tapi dari 2 hal berikut ini! Setidaknya ada tiga mentor yang paling berpengaruh di Indonesia, Mario Teguh, Ippho Santosa, dan Bong Chandra
mengatakan hal yang sama. Ketiga mentor tersebut mengatakan bahwa masa depan seseorang ditentukan oleh dua hal ini:

1)      Buku Apa Yang Anda Baca!
Beruntunglah bagi Anda yang saat ini mulai menyukai dunia buku, suka membaca buku, dan mempelajarinya. Namun tak semua buku akan membawa Anda sukses. Hanya buku tertentu saja yang akan memandu Anda ke arah sana. Buku-buku itu adalah jenis motivasi, agama, pengembangan diri, bisnis, psikologi, pendidikan, dll.
            Sisakan uang, waktu, dan tenaga Anda untuk membaca buku. Paling tidak Anda membaca 5 buku setiap tahunnya. Kalau sudah terbiasa, maka boleh ditingkatkan sampai 1 buku setiap bulannya.

2)      Siapa Teman Bergaul Anda!
Teman bergaul Anda juga punya andil dalam kesuksesan Anda. Bukan dilihat dari berapa jumlah teman Anda. Percuma saja punya banyak teman tapi malah memberikan pengaruh buruk untuk kita.
            Carilah teman yang benar-benar positif, baik, dan sejalan dengan Anda. Minimal Anda harus punya 80% teman positif dalam hidup Anda. Sisanya, 20 % boleh berteman dengan siapa saja. Artinya Anda boleh juga berteman dengan orang yang negative, asalkan jumlahnya tidak lebih dari 20 %  total  teman Anda.
            Teman bergaul bisa dicari. Sekarang ini banyak seminar atau pelatihan yang diisi oleh motivator nasional. Ikutlah, Anda tidak akan rugi. Sayangnya setiap kali diajak, kebanyakan diantara mereka tidak mau. Mungkin dari 100 orang yang diajak, hanya ada 5 orang yang mau ikut.
            Hal itu bisa dimaklumi karena orang sukses itu jumlahnya sangat minoritas, sekitar 2% di dunia ini. Artinya 98% diantaranya adalah  calon orang gagal.



DASARNYA ADALAH CINTA
Cinta adalah dasar untuk memastikan bahwa seorang anak akan tumbuh menjadi orang dewasa yang penuh kasih dan suka memberi. Semua aspek perkembangan seorang anak harus didasari oleh cinta. Setiap anak mempunyai bahasa cinta primer, yakni cara terbaik yang membuatnya memahami cinta orang tua. Berbicara dalam bahasa primer anak tidak berarti ia tidak akan memberontak suatu saat. Akan tetapi, artinya anak tahu bahwa Anda mencintainya, dan bahasa cinta dapat memberinya rasa aman dan pengharapan; berbicara dalam bahasa cinta anak dapat memudahkan orangtua dalam membimbing anak memasuki masa dewasa yang penuh tanggungjawab. dasarnya adalah cinta. Anda mungkin sungguh-sungguh mencintai anak, tetapi apabila ia tidak merasakan hal itu-apabila Anda tidak berbicara dalam bahasa cintanya sewaktu menyampaikan cinta Anda kepadanya-ia tidak akan pernah merasa dicintai.

MENGISI TANGKI EMOSIONAL
Setiap anak memiliki Tangki Emosional, tempat kekuatan emosional yang dapat memberinya bahan bakar sewaktu melalui hari-hari penuh tantangan pada masa kanak-kanak dan masa remajanya. Dengan berbicara dalam bahasa cintanya, Anda dapat mengisi "tangki emosionalnya" dengan cinta. Kita perlu mengisi tangki emosional anak dengan Cinta Tanpa Syarat, karena cinta sejati selalu tanpa pamrih/syarat. Cinta tanpa syarat ialah cinta yang utuh, yang menerima serta menegaskan seorang anak siapa dirinya, bukan karena sesuatu yang telah dilakukannya. Tentu saja, orangtua perlu melatih dan atau mendisiplinkan anak-tetapi hal itu baru dilakukan setelah mereka mengisi tangki emosional anak. Anak mempunyai "tangki cinta" yang siap diisi (dan diisi ulang; tangki ini bisa kosong secara berkala).

Hanya cinta tanpa syarat;
- Yang dapat mencegah masalah seperti perasaan benci, tidak dicintai, bersalah, takut, dan tidak aman.
- Mampu memahami anak sedalam-dalamnya dan mengatasi perilaku anak, baik yang berperilaku baik, maupun yang buruk.
Sebagian besar orangtua mencintai anak mereka dan menginginkan anak mereka merasa dicintai, tetapi hanya sedikit yang mengetahui cara menyampaikan perasaan tersebut memadai.
1.   Apabila anak merasa benar-benar dicintai oleh orangtuanya, ia akan lebih tanggap terhadap pengarahan orangtua disegala bidang kehidupannya. Pada dasarnya ada lima cara anak (sebenarnya semua orang) dalam mengutarakan serta memahami cinta emosional, yaitu:
1. Words of Affirmation
Kasih dapat diungkapkan melalui kata-kata yang memberikan rasa bahagia dan bangga kepada pasangan atau anak. Pujian atau penghargaan secara verbal paling baik diungkapkan secara singkat dan langsung: "kamu cantik sekali pakai baju itu", "Papa dan mama dengan kamu nak" Ada berbagai macam ungkapan afirmasi:
- Kata-kata yang membesarkan hati.
- Ungkapan dengan nada suara lembut.
- Permintaan dengan kerendahan hati.
- Pujian (fisik, prestasi, bantuan). Bila sulit untuk bicara langsung, ungkapkan dengan surat, kartu, sms, email. Ingat, tujuannya adalah menyenangkan pasangan, orang tua atau anak kita, bukan memenuhi kebutuhan pribadi.
2. Quality Time
Aspek terpenting adalah "kebersamaan": memberikan perhatian penuh, menunjukkan kasih sayang dan menikmati kegiatan bersama. Berapa banyak waktu yang kita gunakan untuk mendengarkan dan bersama-sama dengan orang yang kita cintai? Waktu yang dimaksud disini bukan berarti hanya waktu liburan, tapi waktu yang berkualitas, yaitu waktu dimana orang yang kita cintai membutuhkan kehadiran kita secara fisik hadir di depannya.
Bagi seorang anak, mungkin waktu yang berkualitas bagi dia adalah waktu sore hari, dimana dia membutuhkan kehadiran orang tua, agar dia bisa menceritakan bagaimana serunya tadi dia bermain di sekolah.
Bagi seorang suami, waktu yang berkualitas mungkin selepas makan malam, dimana dia berharap sang istri mau menemaninya berbincang-bincang tentang kondisi bisnisnya, tentang bagaimana membangun masa depan keluarga mereka. Apakah sebagai istri misalnya, bisa dan mau menyediakan waktu tersebut, ataukah
tayangan sinetron lebih menarik perhatian?
Dan bagi sang suami, apakah masih mempunyai waktu mengantar istri berbelanja, atau lebih suka mengutak-atik mobil dan membiarkan istri pergi sendiri?
3. Receiving Gifts
Banyak suami istri atau anak yang merasa dicintai bila menerima pemberian istimewa dari pasangan atau orangtuanya. Memberi hadiah merupakan bahasa cinta yang paling mudah dipelajari. Hadiah yang diberikan tidak harus sesuatu yang mahal, tetapi menunjukkan bahwa pasangan atau orang tua memberikannya sebagai ungkapan cinta. Pemberian hadiah akan semakin dihargai bila berupa "kejutan menyenangkan". Selain dalam bentuk benda atau hasil karya lain. Kehadiran pasangan atau anggota keluarga pada saat-saat penting (melahirkan, acara keluarga, kematian) merupakan hadiah yang tidak ternilai harganya. Ungkapkanlah secara terus terang bila ingin pasangan, orang tua atau anak kita hadir pada saat tertentu. Jangan berharap mereka dapat membaca pikiran kita.

4. Acts of Service
Pada umumnya istri/ibu bertanggung jawab mengurus rumah tangga, anak dan melayani suami. Padahal banyak istri yang berharap suami juga ikut membantu mereka. Pemberian bantuan atau "service" akan memperkuat cinta bila dilakukan dengan senang hati (bukan karena rasa bersalah atau terpaksa) dan atas dasar permintaan (bukan perintah atau ancaman). Bahasa kasih ini mengajak kita untuk mau melakukan suatu tindakan bagi orang lain sebagai tanda cinta kita. Banyak orang yang salah mengartikan kata pelayanan disini, menganggap kita harus melakukan sesuatu 100% bagi orang lain. Padahal kata pelayanan disini artinya kita mau membantu orang yang kita cintai melakukan suatu tindakan yang sebelumnya tidak kita lakukan. Mungkin para suami bisa dengan membantu istri untuk memasak dan menyiapkan makan di dapur. Atau para istri bisa membantu suaminya untuk mencuci mobil.

5. Physical Touch
Sentuhan fisik seperti merangkul, membelai, menepuk punggung dan lengan, ataupun sekedar bergandengan tangan, secara emosional dapat meningkatkan kualitas hubungan cinta anda. Seorang anak yang mendapat prestasi bagus di sekolah misalnya, selain dipuji juga ditepuk punggungnya oleh orang tuanya, akan merasakan kesenangan yang berlipat ganda, karena dia merasakan kasih tersebut lewat hati (pujian) dan fisik (tepukan).
Apapun jenis bahasa cinta yang paling dipahami anak, ia butuh ungkapan cinta itu diucapkan dengan suatu cara, yang tanpa syarat. Cinta tanpa syarat memperlihatkan cinta terhadap anak tanpa mempedulikan seperti apa anak itu, tanpa mempedulikan potensi, kekurangan, atau pun cacat apa saja yang dimilikinya; tanpa mempedulikan apa yang kita harapkan darinya; dan yang paling sulit yakni tanpa mempedulikan perilakunya. Tetapi bukan berarti kita menyukai semua perilakunya. Pendidikan dan pendisiplinan baru dapat dilakukan secara efektif apabila tangki emosional anak sudah terisi. Tidak ada cinta tanpa syarat yang terlalu banyak dan pantas diterima seorang anak. Anak yang memandang rendah diri sendiri akan dihantui oleh pelbagai pikiran seperti, "Saya tidak sepintar, seatletik, atau secantik anak lain ". Sebagai orangtua kita perlu berusaha semampu kita agar anak menghargai dirinya secara sehat dan memandang dirinya sebagai anggota masyarakat yang penting dan memiliki bakat dan kemampuan istimewa serta berhasrat menjadi manusia yang produktif. Sejumlah besar penelitian menunjukkan bahwa dasar emosional seseorang terbentuk dalam delapan belas tahun pertama hidupnya, terutama dalam hal hubungan ibu/anak. Anak yang dibesarkan dengan cinta bersyarat akan belajar mencintai dengan cara yang sama.
Kita harus mengkomunikasikan cinta dalam bahasa yang dipahami anak. Sedikit sekali anak yang merasa dirinya dicintai dan disayangi tanpa syarat. Satu kenyataan lagi, sebagian besar orangtua sangat mencintai anak-anak mereka. Mengapa terjadi kontradiksi yang mengerikan seperti ini? Penyebab utamanya yaitu hanya sedikit orangtua yang mengetahui cara menyampaikan cinta yang mereka rasakan di hati ke hati anak mereka. Beberapa orangtua berasumsi bahwa cinta mereka terhadap anak akan otomatis diketahui anak. Sementara beberapa orangtua beranggapan bahwa mereka mengatakan "Ayah/Ibu mencintaimu" saja sudah cukup mampu menyampaikan cintanya. Sayang sekali, anggapan ini keliru.
Dia Bohong atau Jujur ?
Mau tahu apakah dia bicara bohong atau jujur? Coba perhatikan gerak tubuhnya. Dari ekspresi dan gerak tubuhnya, Anda bakal tahu kalau dia sedang berdusta.

Mungkin Anda takkan tahu kalau dia sedang berdusta di ujung telepon atau membual dalam surat cinta. Oleh sebab itu, bila ingin tahu apakah dia bicara jujur atau bohong, sebaiknya Anda mengajak dia bertatap muka.

Sekalipun dalam benaknya sudah terangkai kata-kata "mutiara", tak jarang bahasa tubuhnya (secara mendadak) membelot dari kalimat yang mengalir lewat bibirnya. Akibatnya? Ketahuan, deh, kalau dia sedang berbohong.

Coba perhatikan beberapa bagian tubuhnya, kalau ada yang "menyimpang" dari yang seharusnya, maka bisa dipastikan bahwa dia sedang berusaha ngebokisin Anda:

Gelisah. Perasaan ini sering dianggap sebuah indikasi ketidaktulusan. Terlebih jika kegelisahan itu dibarengi dengan ciri-ciri lainnya, seperti bibir dan mulut kering, tenggorokan tercekat, nafas menjadi tak beraturan.   

Sikap dan gerak kaki. Orang yang sedang berusaha bohong, biasanya (dengan refleks) akan menyilangkan tungkai kaki secara simultan. Konon, cara ini adalah bentuk pembelaan diri seseorang dari kemungkinan yang bakal menyerangnya.

Orang yang sedang berusaha berdusta, biasanya juga tak bisa diam. Dia akan menggerakan kakinya ke kanan-ke kiri. Hal ini disebabkan perasaan yang tak nyaman dan dia (sebenarnya) ingin mengambil langkah seribu.

Sikap dan gerak tangan. Tangan akan sangat berperan membantu menegaskan maksud dan tujuan yang akan disampaikan sipembicara. Mereka akan menggerak-gerakkan tangan di udara. Tapi tak begitu bila dia sedang berdusta.

Orang yang berdusta biasanya akan menyebunyikan tangan dibalik kantong celana, mendekapkan atau mengepalkan kedua telapaknya. Atau, aktif menyentuh-nyentuh area seputar wajah, dari hidung, dagu bahkan juga kuping.

Gerak mata. Konon, mata lebih jujur dari mulut dan hati seseorang. Lewat indera yang satu ini, kita bisa menggali rahasia seseorang. Orang yang sedang berdusta biasanya menghindari tatapan mata langsung.

Saat berbohong, kedua pupil mata umumnya menjelajah ke mana-mana, ke atas, ke bawah, ke samping. Pokoknya menghindari tatapan langsung lawan bicara yang tengah dibohongi.

Tekanan suara. Rangkaian kata-kata dalam kalimat sudah pasti menjadi the best liars of all. Nggak heran banyak orang tertipu melalui telepon, karena percaya dengan kata-kata dan rayuan yang meyakinkan.

Orang yang sedang berbohong biasanya sedikit bicara. Kalaupun bicara, banyak kalimat yang nggak nyambung, yang berusaha dikoreksinya. Intonasi bicara mereka umumnya menggantung atau ngambang. (Tomy K)



Pembinaan Mental Terhadap Generasi Mudu
Sudah bukan menjadi hal yang baru kalau manusia itu takut untuk hadapi masalah, tapi memangnya suatu permasalahan itu untuk dihindari? Bukankah kita tahu sendiri kalau masalah itu untuk dihadapi, bukan untuk dihindari? Karena kalau kita menghindari masalah, sudah dipastikan kita akan mendapati masalah baru. Jadi kenapa harus takut hadapi masalah?
Suatu permasalahan memang bisa membuat kenyamanan kita terusik, yang tadinya bisa menikmati hidup dengan asyik, tiba-tiba karena permasalahan itu muncul pikiran kita langsung stres, was-was, sering mengeluh, dan lain sebagainya. Bukankah seperti itu biasanya kalau kita akan hadapi masalah dalam kehidupan?
Kalau misalnya kita masih berstatus sebagai generasi muda, yang namanya masalah pasti akan ada banyak macamnya. Untuk itu pembinaan mental terhadap generasi muda sangatlah diperlukan, agar nantinya kita sebagai generasi muda bisa hadapi masalah yang selalu muncul itu dengan cara yang menyenangkan.
Tapi walaupun bagi Anda yang sudah menjadi generasi tua, yang namanya masalah pasti juga akan tetap hadir menemani kehidupan Anda, meski begitu kita tetap harus hadapi masalah yang bermunculan itu dengan berani. Suatu permasalahan biasanya akan muncul karena memang untuk menuntun kita kepada suatu kesuksesan tertentu, jadi kenapa kita takut untuk hadapi masalah?
Kita sebagai manusia pasti juga selalu merasa ingin tahu atau bisa dikatakan juga ingin lebih, nah dari situlah biasanya permasalahan akan muncul. Tapi kalau Anda masih belum tahu tentang makna sebenarnya dari suatu masalah pasti akan merasa takut atau ingin segera kabur untuk tidak hadapi masalah tersebut, benar begitu kan?
Kalau kita punya pemikiran yang seperti itu, lalu kenapa masih ingin yang lebih? Katanya takut untuk hadapi masalah, tapi kenapa masih ingin lebih juga? Dari pertanyaan semacam ini seharusnya kita sudah sadar bahwa untuk mendapatkan sesuatu secara lebih, maka kita juga harus mau hadapi masalah untuk mendapatkan apa yang kita inginkan itu. Benar begitu kan?
Suatu kesuksesan tertentu tidak akan pernah bisa diraih kalau kita tidak pernah mau untuk hadapi masalah yang muncul, justru kita akan semakin gagal hingga di masa depan nanti jika tidak mau menghadapi masalah yang ada. Kenapa bisa begitu?
Saya pernah menuliskan tentang pentingnya bagi kita untuk memaksimalkan usia produktif yang kita miliki untuk mempersiapkan masa depan. Di sana kita akan tahu kalau yang namanya waktu itu pasti akan terus berlalu, dengan seiring waktu yang berlalu ini maka ada peluang yang sangat besar sekali bagi kita untuk mengalami kegagalan.
Untuk itu cobalah mari kita hadapi masalah yang muncul dalam kehidupan kita ini, memang untuk menuntun kita menuju suatu kesuksesan tertentu atau prestasi tertentu, dengan begitu kita bisa menjadi menusia yang memiliki kualitas tinggi. Jangan takut untuk hadapi masalah, masalah bukan untuk dihindari, karena memang masalah adalah untuk kita cari solusinya, sehingga kita bisa meraih suatu kesuksesan di masa depan nanti.

Langkah Menuju Kesuksesan

Setiap manusia sudah barang tentu mempunyai cita-cita , angan-angan atau mimpi yang ingin digapai yaitu kesuksesan hidup.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi langkah kita menuju sukses hidup, baik hidup di dunia maupun hidup setelah kematian antara lain :
1. Kemampuan
Setiap manusia harus membekali dirinya dengan kemampuan atau ketrampilan. Dalam hal ini dibutuhkan pada kemampuan / ketrampilan dari segi ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan bekal kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi kita dapat menggapai dunia.
2. Kejujuran
Kejujuran merupakan modal utama dalam berkeluarga, bermasyarakat ataupun bernegara. Dengan kejujuran kita akan mendapat kepercayaan dari siapapun yang nilainya sangat tinggi.
3. Kedisiplinan
Disiplin merupakan suatu kebiasaan baik yang selalu diupayakan untuk dilaksanakan. Hal ini mencakup kediplinan di keluarga, masyarakat dan bernegara serta beragama. Tanpa ada disiplin sulit bagi kita bisa menggapai kesuksesan.
4. Kemauan
Kemauan ini yang mendorong kita untuk melakukan sesuatu, berusaha maksimal untuk mencapai kesuksesan.
5. Kesempatan
Kesempatan merupakan faktor penting dalam mencapai kesuksesan. Kesempatan terkadang datang hanya sekali, untuk itu gunakan semua kesempatan yang ada dan kita miliki untuk senantiasa berbuat baik / beribadah guna menggapai suatu kesuksesan.
6. Relasi / Hubungan
Relasi / hubungan itu merupakan faktor penting dalam menggapai kesuksesan. Tanpa ada relasi / hubungan sosial masyarakat hampir dipastikan kita tidak pernah punya informasi. Untuk itu kita harus menggalang relasi / hubungan silaturrahim dengan siapa saja untuk memperoleh informasi yang sebanyak-banyaknya yang dapat bermanfaat untuk kita.
7. Jaga Hati
Kita harus selalu menjaga hati kita dari penyakit seperti iri, dengki, sombong/takabur/ujub, dan sebagainya. Dengan hati yang bersih kita akan selalu mendapat ketenangan hati yang merupakan bagian dari kesuksesan hidup.
8. Keberuntungan
Faktor ini tidak dapat kita ketahui sebelumnya, ini rahasia Tuhan. Keberuntungan seseorang hanya tuhanlah yang tahu. Kita hanya bisa berdoa memohon kepadaNya agar kita senantiasa dalam keberuntungan atas kehendakNya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar