Jumat, 06 April 2012

Ketika Sahabat Menjauh


"Kok dia mengindariku sih? Apa aku melakukan sesuatu yang buruk dengannya?"
Biasanya pertanyaan ini muncul pada diri kita saat sahabat kita tiba-tiba menghindari kita atau pun mulai membuat tanda-tanda menjauh. Cara terbaik untuk menyelesaikan masalah adalah bicara dan dibantu dengan doa. 

Nah, mari kita mulai dengan bicara. Tanyakan kenapa dia menjauhimu atau menghindarimu berhari-hari. Kalau dia ada masalah kita bantu dia semampu kita. Kalau dia bilang tidak ada masalah hanya capek saja. Kita juga harus kasih pengertian. Karena biasanya kalau orang capek malas berbicara dan cepat marah. Kalau dia bilang tidak suka perubahan kita. Kita tanggapi dengan positif dan berpikir dulu. Kita coba pikirkan apa yang telah kita lakukan. Mungkin saja sahabat kita merasa ada perubahan di diri kita sehingga ia tidak menyukainya. 

Kalau kamu berpikir yang telah kamu lakukan itu berbuat baik sedangkan sahabatmu yang salah. Kamu pelan-pelan bicara dengannya. Kenapa dia berpikir kamu itu salah. Kalau kamu berpikir apa yang telah kamu lakukan itu salah minta maaflah kepada sahabatmu. Kalau sahabatmu masih ngotot mengaku dia benar. Kita tanyakan ke semua orang yang mengenal kita dan sahabat kita. Kalau mereka berpendapat kita yang salah cepat-cepat minta maaf sama sahabat kita ternyata kitalah yang salah. Kalau dia yang salah gimana? Kita doain aja dan kita juga bicara pelan-pelan sama dia.

Kita sebagai orang yang mempunyai sahabat juga harus bisa mandiri! Jangan terlalu bergantung dengan sahabat kita. Karena tak selamanya sahabat kita bisa diandalkan.
Jadi, sering-seringlah merefleksi diri sendiri setiap hari dan doakan juga semua sahabat kita.



Bincaralah Pelan, Tapi Berpikitlah Cepat
Pernah dong mendengar seorang yang kharismatik sedang berbicara, entah itu orang tua, pemimpin perusahaan, guru, atau siapapun yang tutur katanya lembut, santun, berwibawa, perintahnya didengarkan tanpa yang diperintah itu merasa diperintah.
Berbicara pelan, santun, tapi tetap tegas, itu keterampilan yang bisa dipelajari. Cara berbicara, pilihan kata-katanya, menunjukkan kedalaman ilmu seseorang. Bukankah dikatakan bahwa perilaku adalah wajah dari ilmu.
Suara yang pelan dan dalam dengan sikap yang tenang akan lebih menggugah, lebih mengena dalam sukma. Lebih menunjukkan kesiapan seseorang dalam mengatasi masalah yang ada.
Pembawaan yang kharismatik ini akan teruji manakala menghadapi situasi yang kritis, genting. Panik, iya pasti. Khawatir, iya pasti. Ingin cepat-cepat memberesi situasi kritis, iya pasti. Tapi ia tidak berteriak-teriak, tidak menangis meraung-raung, tidak menunjukkan marahnya. Tidak menunjukkan paniknya. Ia berpikir cepat dalam sikap tenangnya. Ia mengambil langkah sigap dan tetap menampilkan pembawaan yang tenang.
Misalnya ada orang terdekatnya terserang penyakit yang membutuhkan penanganan medis segera, ia langsung menghubungi dokter, rumah sakit atau orang yang dipercaya bisa membantunya.
Ketika penyelesaian masalah terkait pekerjaan tidak sesuai standar yang disepakati bersama tim, ia segera beralih ke rencana B yang telah dipersiapkan jauh sebelumnya.
Siap siaga, punya beberapa cadangan alternatif pilihan penyelesai masalah, akan membuat seseorang lebih cepat tanggap darurat. Kuncinya adalah di persiapan. Yang lebih siap akan lebih tenang.
KOK, SUKA BOHONG, SIH?

Anak-anak berbohong. Kenyataan ini harus dihadapi para orang tua. Anak-anak tidak perlu diajarkan untuk berbohong. Mereka tidak perlu memerlukan dukungan dalam berbohong. Mereka melakukannya secara spontan. Memutar balikkan kenyataan, menyembunyikan fakta, mengarang cerita, dan menyangkal kebenaran.

Jelas, kebohongan mengkhawatirkan. Sebenarnya yang paling mengkhawatirkan adalah keterpaksaan anak-anak untuk berbohong. Orang tua yang berbohong menimbulkan rasa curiga dan tidak percaya dari anak-anaknya. Sebaliknya, anak-anak menjadi lebih sulit dikendalikan dan menjadi lebih tidak jujur. Begitu berbohong dan rasa tidak percaya berada dalam satu lingkaran, maka sulit untuk menghentikannya. Yang terpenting adalah memulai proses cara berpikir dalam mencari tahu mengapa seorang anak berbohong, lalu mencari jalan keluar untuk menghentikan kebiasaan tersebut.

Berbohong dapat merupakan indikasi awal adanya suatu masalah yang lebih serius. Dorongan berbohong biasanya disertai dengan kebiasaan-kebiasaan buruk lainnya seperti mencuri, bersikap curang, bersikap agresif, tingkat kemarahan yang kasar, membolos, selalu kehilangan barang, dan tidak dapat bekerja sama.

Pada kasus-kasus tertentu, kita memerlukan campur tangan ahli untuk mengatasi masalah yang dihadapi anak tersebut.

ALASAN BERBOHONG
Berikut ini beberapa alasan dasar mengapa anak-anak terdorong untuk berbohong.
1. Rasa takut.
Ketakutan merupakan motivasi umum dalam berbohong. Misalnya, takut bakal dimarahi orang tuanya, takut dihukum, atau khawatir guru akan mengadukan kelaluannya ke kepala sekolah.

Apa yang kita lakukan terhadap kebohongan yang disebabkan rasa takut? Pertimbangkan dua implikasi yang penting. Pertama, anak-anak yang berbohong karena ketakutan biasanya tahu bahwa apa yang mereka lakukan adalah salah. Hal ini merupakan kunci penting bagi orang tua dalam menyikapi kebohongan tersebut. Pikirkan /pertimbangkan, masalah yang dihadapi anak adalah ia tidak tahu apa yang salah tetapi terdorong karena keinginan berbohong. Bila Anda mengatakan kepada anak, "Sudah ratusan kali Mama bilang ...," tidak akan membantu anak-anak mengatasi rasa bersalahnya ataupun ketidakpatuhannya. Hal ini justru menjauhkannya dari Anda. Yang paling pertama yang harus dilakukan oleh orang tua adalah mencari tahu mengapa anaknya berbohong.

Yang kedua, orang tua perlu menyadari, anak-anaknya berbohong karena mereka takut dengan temperamen orang tua mereka. Tidaklah mengherankan bila kemarahan, teriakan-teriakan, disiplin yang terlalu keras, sering menimbulkan kebohongan pada anak-anak. Sikap kompromi, memberikan kesempatan pada anak untuk memberi penjelasan, serta suara yang rendah membantu membuka komunikasi yang lebih jujur.

2. Kebiasaan.
Berbohong juga bisa menjadi suatu kebiasaan. Bisa saja anak-anak berbohong karena refleks atau pada saat dikonfrontasi sehingga ia bersikeras, apa yang dikatakannya benar. Kebiasaan berbohong sering diperkuat oleh sikap konfrontasi yang bermusuhan.

3. Meniru.
Berbohong merupakan kebiasaan yang lumrah dan anak-anak dapat berbohong setiap saat. Masalahnya, anak-anak belajar berbohong melalui berbagai macam kebohongan. Sumber yang paling berpotensi adalah di dalam rumah seperti kata pepatah, "buah jatuh tidak jauh dari pohonnya". Perilaku orang tua menjadi contoh bagi anak-anaknya.

4. Prasangka yang berlebihan.
Anak-anak juga berbohong karena prasangka yang berlebihan terhadap suatu reaksi. Salah satu cara produktif dalam mengatasi prasangka yang berlebihan adalah dengan memberikan batasan yang jelas kepada anak-anak serta memberi penegasan bahwa batasan-batasan yang Anda berikan tetap dapat didiskusikan. Membuat peraturan dan larangan kelewat ketata, tanpa kompromi, dapat melahirkan kebiasaan berbohong.









Berhentilah Mengeluh

Pikiran, perkataan dan sikap sangat mempengaruhi kesuksesan seseorang. Orang sukses senantiasa berpikir positif, mengucapkan hal-hal yang baik dan selalu bersemangat. Hal ini sangat bertolak belakang dengan orang gagal. “Satu solusi, beribu alasan,” adalah sebuah kalimat yang tepat untuk menggambarkan orang-orang gagal.
Apapun solusi yang kita berikan kepada mereka, mereka akan memberikan begitu banyak alasan bahwa solusi yang kita sarankan pasti akan gagal. Jauh di dalam benak mereka, orang gagal sudah membangun tembok yang menghalangi jalan mereka menuju kesuksesan. Bukan hanya itu, orang gagal juga adalah seorang pengeluh yang hebat.
Ketika hujan mereka mengeluh basah karena air hujan. Ketika tidak hujan mereka mengeluh akan suhu udara yang sangat panas. Segala sesuatu menjadi bahan keluhan bagi mereka. Ada satu ciri khas orang gagal. Mereka suka menghela nafas dan berkata “hahhh…. hidupku penuh dengan penderitaan.” Kepala mereka menunduk, badan mereka membungkuk, dan seketika mereka menjadi kehilangan semangat.






Mendaur Ulang Kesuksesan

Pengalaman seseorang di masa lalu dapat mempengaruhi hidupnya di masa sekarang dan di masa yang akan datang. Ada sebuah cara yang dilakukan oleh orang-orang sukses untuk meraih kesuksesannya. Cara ini disebut mendaur ulang kesuksesan.
Setiap orang tentu pernah mengalami beberapa kesuksesan kecil semasa hidupnya. Misalnya menjadi juara kelas, memenangkan suatu kontes kesenian se-kecamatan, atau menjadi pemenang lomba tujuh belasan. Apakah Anda pernah mengalaminya? Jika tidak pernah, coba ingat kembali masa kecil Anda ketika disuapi oleh ibu Anda dan ibu Anda berkata, “Anak pintar… Ayo, tinggal satu sendok … Hammm…. Pintar…”
Sekecil apapun kesuksesan yang pernah Anda raih, kesuksesan kecil tersebut bisa didaur ulang untuk menjadi kesuksesan yang lebih besar. Caranya? Bayangkan kembali masa-masa kejayaan tersebut. Bayangkan ketika orang-orang bertepuk tangan atas keberhasilan Anda. Panggil kembali perasaan bangga yang pernah mengalir di dalam diri Anda. Rasakan kenikmatannya, lalu tanamkan di benak Anda bahwa Anda bisa mengulangi kesuksesan kecil itu, bahkan Anda bisa mengulanginya dengan kesuksesan yang lebih besar.
Mengapa kaus bekas atlit sepakbola top dunia ketika dilelang harganya sangat mahal, padalah kaus tersebut sangat kotor dan bau? Karena kaus tersebut bisa digunakan oleh si pembeli untuk mendaur ulang kesuksesan sang atlit. Ya. Kita dapat mendaur ulang kesuksesan orang lain. Misalnya sekarang Anda mengalami obesitas dan ingin menjadi langsing. Anda bisa mencari poster atlit yang bertubuh ideal, lalu rasakan seperti apa jadinya bila Anda memiliki tubuh yang ideal seperti itu.
Cara memperoleh kesuksesan dengan metode daur ulang ini akan menjadi sangat efektif bila digabungkan dengan metode menciptakan dan memanfaatkan krisis untuk meraih kesuksesan.

Wujudkanlah Impianmu Sekarang!

Seberapa besar impian yang Anda miliki? Apakah Anda ingin menjadi pengusaha sukses? Atau ingin menjadi menjadi seorang anak yang berbakti kepada orang tua? Tidak peduli impian itu kecil atau besar, seringkali impian hanya tinggallah impian. Mengapa mewujudkan impian itu sangat susah untuk diwujudkan? Karena kita kurang jelas dalam memaknai impian tersebut dan kita tidak tahu harus mulai dari mana.
Stephen R. Covey mengatakan, begin with the end in mind. Mulailah dengan membayangkan secara spesifik seperti apa hasil yang Anda inginkan. Bila Anda ingin menjadi pengusaha sukses, mulailah dengan membayangkan Anda ingin berbisnis apa, sebesar apa kantor/pabrik yang Anda inginkan, berapa banyak karyawan yang Anda pekerjakan dan berapa banyak omzet yang ingin Anda peroleh. Apabila Anda ingin menjadi anak yang berbakti kepada orang tua, mulailah dengan membayangkan seperti apa lekuk-lekuk senyum bahagia yang terlukis di wajah kedua orang tua Anda.
Setelah Anda berhasil membayangkannya, jangan berhenti di sana. Persamaan antara orang sukses dan orang malas adalah kedua-duanya memiliki mimpi yang indah. Hanya saja orang sukses bangun dari mimpinya dan mulai mewujudkan impiannya. Sedangkan orang malas bangun karena digigit nyamuk, lalu tidur lagi.
Ketika Anda sudah berhasil membayangkan impian Anda secara spesifik, mulailah mewujudkan impian tersebut. Berhentilah mengeluh tidak punya modal atau kurang pengalaman. Anda bisa mulai dengan hal-hal yang sederhana, seperti membuat kartu nama yang mencantumkan jabatan Anda sebagai direktur dan membagi-bagikan kartu nama tersebut sambil berkata “saya mau mendirikan pabrik televisi.”
Dengan cara seperti itu, Anda sedang memberitahukan kepada dunia apa impian Anda. Dengan demikian dunia akan mengetahui impian Anda dan membantu Anda untuk mewujudkannya. Kelihatannya gila? Memang seperti itulah batas antara impian dan kenyataan. Namun terus perkatakan impian Anda hingga orang lain bosan mendengarnya dan berkata “Kamu ingin punya pabrik televisi? Nih, ada lowongan menjadi direktur di pabrik televisi.” Atau orang yang lain akan berkata “Ayo kita kerjasama untuk mendirikan pabrik televisi.”
Mulai sekarang, milikilah impian yang jelas dan mulailah mewujudkan impian tersebut dengan hal-hal kecil yang bisa Anda lakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar