Senin, 02 April 2012

Jangan Biarkan Perasaan Menguasaimu


Hati-hati dengan hati Anda. Persaan manusia itu sangat subjektif dan relatif. Dikatakan subjektif itu karena beda orang bisa beda rasa terhadap suatu masalah. Beda orang bisa beda persepsi, beda tanggapan emosionil terhadap suatu persoalan atau suatu fenomena. Dikatan relatif karena di satu orang yang berbeda saja itu pada saat yang berbeda, mungkin bisa saja temperatur yang berbeda, nuansa suasana yang berbeda, bahkan mungkin pakaian yang berbeda membuat ia merasanya berbeda terhadap suatu persoalan yang sama yang tidak berubah.
Bahkan belakangan Kami temukan bahwa kalau sedang marah atau emosi beranjak gosok gigi dulu meskipun di siang hari, atau minum yang dingin seperti jus jeruk, jus mangga, jus semangka dll, itu bahkan bisa merubah suasana persaan dengan drastis sekali. Kemudian tidak jadi marah, tidak jadi kesal. Ini bukti bahawa perasaan itu sangat relatif, perasaan itu sangat subjektif, tidak boleh Anda menjadi korban perasaan. Pagi ini, sore ini jika Anda sedang dihina seseorang, perasaan pasti kacau dong, ya kan? Tapi yang paling penting adalah Anda tahu, bahwa diri Anda ini mutlak, keberadaan Anda ini tidak relatif.


Keberadaan Anda di dunia ini mutlak, ada kumutlakan di dalamnya bahwa Tuhan ada rencana atas hidup Anda. Masa depan Anda mutlak, Kebahagian Anda, ambisi-ambisi Anda yang mulia ini adalah mutlak harus tercapai, Anda mutlak, Anda sangat mutlak. Lalu perasaan-perasaan yang hanya numpang lewat, yang hanya sementara, ini tedak lebih hanya seperti hawa dan asap saja. Hawa atau asap ini tidak boleh mengganggu kemutlakan Anda! Bayangkan saja jika Anda mengikuti perasaan ini, Anda tunduk kepadanya apa yang terjadi? Diri Anda yang sebenarnya jauh lebih mahal, lebih penting akan terbengkalai oleh karena perasaan yang ini.
Jangan biarkan apa yang anda rasakan terus menerus menguasai hidup anda karan ia belum tentu bener. Perasaan itu wajar karena kita sebagai manusiawi, kita secara temporer, secara jangka pendek merespon apa adanya sebuah fenomena atau kejadian yang kita lihat, rasakan atau kita alami. Boleh perasaan itu masuk 2-3 jam oke lah masih manusiawi, tetapi jangan sampai 24 jam, kita tahu waktu berjalan terus. Kita wajib senantiasa mempertahankan keutuhan yang mutlak ini.
Contoh hari ini jika Ada ingin kesal dengan seseorang, Anda bisa tunda sebentar, kemudian besok atau lusa baru Anda tanggapi, mungkin rasanya akan berbeda. Baru kepikiran seperti misalkan “Untung kemarin Aku tidak marah, ternyata tidak gitu-gitu amat rasanya”. Beda hari bisa beda rasa, makanya menunda untuk marah itu hal yang baik, kita mungkin tidak jadi marah.
Kita sangat perlu untuk menguasai perasaan, buka sebaliknya perasaan yang menguasai kita, kitalah penguasa atas perasaan itu. Pikiran harus sanggup untuk mendampingi perasaan, bila perasaan sedang labil, maka pikiran akan membantu mikir, itulah gunanya pikiran. Tuhan menganugrahkan pikiran untuk mendampingin perasaan. Andai kata tuhan tidak menganugrahi pikiran, dunia ini pasti akan kacau karena semua hal serba dirasa-rasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar