Rabu, 20 Juni 2012

Entrepreneur, Ikuti Nalurimu!

Biasanya seorang entrepreneur kawakan memiliki naluri bisnis yang amat bagus. Naluri ini mewakili kristalisasi pengalaman selama bertahun-tahun tetapi naluri sering dialami sebagai suatu jenis reaksi emosional, sejenis “perasaan berani” yang mengatakan bahwa suatu keputusan itu benar.
Bukti ilmiah membuktikan dengan kuat bahwa mempercayai naluri adalah benar. Sistem respon emosional kita bisa bekerja lebih cepat dalam membuat ‘keputusan’ daripada pikiran sadar kita.Ahli syaraf Antonio Damasio dan Antoine Becher merancang sebuah percobaan cerdik yang dikenal sebagai Iowa Gambling Task. Para relawan diminta untuk memilih kartu dari 4 tumpukan terpisah. Kartu-kartu itu memiliki hadiah uang atau hukuman tertentutetapi dipasang sehingga dua dari tumpukan kartu itu memberikan imbalan yang relatif lebih tinggi tetapi juga hukuman yang relatif lebih berat. Tumpukan-tumpukan kartu ini adalah kartu-kartu yang harus dihindari. Memainkan tumpukan kartu lainnya akan menghasilkan hasil keseluruhan yang lebih baik. Para peneliti memasang kabel sehingga bisa diketahui tanda-tanda stres dan kecemasan melalui konduktan listrik di atas kulit mereka. Setelah 10 kartu dipilih, para relawan menunjukkan tanda-tanda kecemasan tidak sadar saat mereka memilih kartu dari tumpukan yang harus dihindari.  Setelah 50 kartu dipilih, para relawan mulai secara konsisten memilih kartu hanya dari tumpukan yang ‘baik’. Dibutuhkan 80 kartu sebelum para relawan pada umumnya bisa menjelaskan mengapa mereka lebih memilih tumpukan kartu yang bagus. Emosi kita bisa bergerak lebih cepat untuk memberikan tanggapan daripada pikiran sadar kita.
Richard Branson, pimpinan  Virgin Group, mendorong pemimpin untuk melibatkan emosi mereka saat bekerja: “Naluri dan emosi Anda diciptakan untuk membantu Anda. Mereka ada untuk memudahkan hidup Anda. Untuk saya, bisnis adalah ‘perasaan  berani’ dan jika bisnis tidak lagi seperti itu, menurut saya saya akan berhenti berbisnis besok. Yang saya maksudkan dengan ‘perasaan berani’ ialah saya telah mengembangkan bakat alami yang ditempa oleh pengalaman yang sangat banyak, yang cenderung mengarahkan saya menuju arah yang benar , bukan yang salah. Akibatnya, naluri itu memberikan saya kepercayaan diri untuk membuat keputusan yang lebih baik.”Anita Roddick, pendiri the Body Shop, membangun keberhasilannya dari usaha jaringan ritel perawatan tubuh dan kosmetik terutama dengan mengandalkan keberpihakan pada isu-isu sosial yang brilian. Perusahaan itu berjuang mati-matian saat mencoba menembus pasar Amerika Serikat dan Roddick mengatakan bahwa ia gagal mengikuti nalurinya. “Beberapa orang mungkin berkomentar saya campur tangan terlalu banyak tetapi di AS saya merasa saya membiarkan diri saya terbujuk oleh orang lain … Saat penjualan mulai menurun, kami memasukkan sekelompok staf pemasaran dan pengembangan produk dan mereka hanya mengamati apa yang tengah terjadi di pasar dan mengatakan bahwa kami harus melakukan hal yang sama. Saya seharusnya masuk dan mengatakan pada mereka bahwa jika itu adalah keinginan pasar, kami akan melawannya.”
Emosi kita berdasarkan pada pengalaman lebih cepat dalam bereaksi daripada pikiran sadar kita. Kita merasa takut atau gugup sebelum kita bisa menerangkan mengapa, tetapi untuk suatu alasan yang terbukti baik. Entrepreneur harus melibatkan emosi mereka saat bekerja. Merupakan sebuah kesalahan untuk mempercayai bahwa’ rasionalitas yang tenang dan tidak terlibat’ ialah cara terbaik untuk melakukan pendekatan terhadap setiap keputusan. Anda memahami perusahaan Anda lebih baik daripada orang lain. Nasihat pakar akan didasarkan pada kenyataan terkini, sementara perkiraan Anda tentang masa depan mungkin bisa juga benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar