Rabu, 20 Juni 2012

Kunci Sukses Menjadi Top Leader

Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang hendak dicapai, bergantung pada berbagai faktor pendukung. Di antaranya sumber daya manusia (SDM). Faktor-faktor ini harus dikelola dengan baik, karena jika tidak, ibarat kapal yang dikendalikan nahkoda bermasalah, organisasi sulit menggapai tujuan. Bahkan bisa jadi di tengah perjalanan kapal terpuruk atau karam, sehingga apa yang hendak dicapai hanya menjadi target di atas kertas belaka.
Tak mudah mengelola SDM, karena setiap satu kepala memiliki karakter yang berbeda-beda, sehingga jika di organisasi Anda terdapat seratus karyawan, berarti Anda harus mengendalikan seratus karakter sekaligus. Yang selalu menjadi masalah adalah, tidak semua individu memiliki karakter yang baik. Meski tak semua juga berkarakter sebaliknya. Survey Gallup pada 2002 menyebutkan, umumnya hanya 17% karyawan di sebuah perusahaan yang memiliki motivasi dan loyalitas dalam bekerja. Sisanya, 83%, sebaliknya. Sebanyak 63% dari mereka bahkan tidak merasa memiliki perusahaan tempatnya bekerja (disengagement), dan 20% cenderung menjadi musuh dalam selimut akibat tak puas pada kebijakan perusahaan atau karena dimanfaatkan kompetitor.
Fakta ini memberitahu kita mengapa selama ini di banyak kantor, terutama kantor-kantor pemerintahan, tak sedikit karyawan yang lebih banyak menghabiskan waktu kerjanya untuk kepentingan pribadi, seperti bermain game, mengobrol, chatting, dan lain sebagainya, jika pimpinan tidak di tempat. Kondisi ini tentu saja tak bisa dibiarkan, kecuali jika Anda ingin kapal Anda karam, atau Anda dipecat bos Anda.
Untuk dapat mengelola SDM dengan baik, seorang pemimpin harus memiliki modal yang cukup. Apakah modalnya? Ini dia;
1. Jadilah modelling (panutan).
Untuk menjadi seperti ini, Anda harus memiliki karakter yang kuat, stabil, dewasa, dan independen, sehingga setiap keputusan dan kebijakan yang Anda buat, murni hasil pemikiran dan analisa yang didasari oleh fakta dan realita, bukan karena hasutan atau pengaruh orang lain. Selain itu, Anda juga harus kompeten dan peduli pada anggota tim Anda. Jika antara ucapan dan tindakan Anda selalu bertentangan, apalagi jika Anda juga tak pernah peduli kepada anggota tim Anda, mungkin jika saja anggota tim Anda berani, mereka akan berkata kepada Anda begini; “Ke laut aja lo!”.
2. Jadilah seorang path finding (perintis jalan)
Ini penting, karena seorang pemimpin harus selalu berada di depan, bukan di belakang. Sebagai orang yang berada di depan, Anda harus tahu kemana saja Anda akan membawa anggota tim Anda melangkah. Kalau Anda selalu bingung dan tak tahu harus apa dan bagaimana, bagaimana anggota tim Anda menghargai Anda? Dan bagaimana target dapat dicapai? Jangan-jangan anggota tim Anda akan kembali berkata; “Ke laut aja lo!”
3. Jadilah seorang aligning (penyelaras)
Dengan jumlah anggota tim yang tak sedikit dan karakter yang berbeda-beda, Anda harus dapat menyatukan mereka hingga hanya ada satu tujuan dan keinginan antara Anda dan tim, yakni mencapai target. Kalau tujuan dan keinginan kalian berbeda-beda, Anda pasti kelimpungan sendiri karena anggota tim Anda seperti sekelompok anak ayam nakal yang memang sengaja tak mau punya induk. Nah, kalau sudah begini, bagaimana target dapat dicapai?
4. Jadilah seorang yang mampu melakukan empowering (pemberdayaan)
Mengapa ini penting? Kadangkala ada orang yang mampu mengeluarkan seluruh kemampuan maksimalnya, namun ada juga yang tidak karena faktor psikologis, latar belakang pendidikan, sosial, dan sebagainya. Padahal, untuk mencapai target, apalagi target yang besar, semua potensi yang ada harus dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. Maka, keluarkan seluruh potensi maksimal tim Anda, dan manfaatkan sebaik-baiknya. Jika sesuatu dikerjakan dengan power yang tanggung, hasilnya juga tanggung. Jika full power, ya full juga hasilnya.
5. Jadilah seorang caretaker (penjaga pertumbuhan)
Nah, ini penting, karena jika tim Anda telah solid, lalu Anda larut dalam euphoria sehingga Anda lupa kalau apa yang sudah dicapai harus dipertahankan, berarti bencana buat Anda. Ingat, mempertahankan lebih sulit dibanding membuat. Jadi jika Anda sudah punya tim yang solid, pertahankan, agar target-target Anda selanjutnya tetap dapat Anda capai. Bagaimana caranya? Hargai jerih payah dan perjuangan mereka dengan memberinya reward dalam bentuk finansial, promosi, atau lainnya. Yang penting, sesuaikan penghargaan yang Anda berikan dengan kinerjanya. Manfaat lain dari menghargai perjuangan orang adalah, orang itu akan semakin loyal kepada Anda.
Hmm .., memang tidak mudah ya menjadi seorang pemimpin? Jika Anda mampu memenuhi kelima kriteria di atas, percayalah, Anda akan menjadi seorang top leader. Apa yang dipaparkan di atas merupakan penggalan dari metode Quality Implementation (QI) Leadership yang saya create berdasarkan pengalaman menangani permasalahan di sejumlah perusahaan. Apalagi metode lain yang ada dalam QI Leadership? Ikuti saja workshop yang saya selenggarakan setiap bulan, karena jika dijabarkan di sini, halaman yang tersedia takkan cukup, karena QI Leadership adalah sebuah metode yang bertujuan untuk meningkatkan komitmen, kontibusi, dan hasil tim yang menjadi dasar tumbuh dan berkembangnya sebuah perusahaan. QI Leadership ini dapat diterapkan oleh leader, anggota tim, dan dapat diberlakukan di perusahaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar