Keberhasilan suatu
organisasi dalam mencapai tujuan yang hendak dicapai, bergantung pada
berbagai faktor pendukung. Di antaranya sumber daya manusia (SDM).
Faktor-faktor ini harus dikelola dengan baik, karena jika tidak, ibarat
kapal yang dikendalikan nahkoda bermasalah, organisasi sulit menggapai
tujuan. Bahkan bisa jadi di tengah perjalanan kapal terpuruk atau karam,
sehingga apa yang hendak dicapai hanya menjadi target di atas kertas belaka.
Tak mudah mengelola SDM,
karena setiap satu kepala memiliki karakter yang berbeda-beda, sehingga
jika di organisasi Anda terdapat seratus karyawan, berarti Anda harus
mengendalikan seratus karakter sekaligus. Yang selalu menjadi masalah
adalah, tidak semua individu memiliki karakter yang baik. Meski tak
semua juga berkarakter sebaliknya. Survey Gallup pada 2002 menyebutkan,
umumnya hanya 17% karyawan di sebuah perusahaan yang memiliki motivasi
dan loyalitas dalam bekerja. Sisanya, 83%, sebaliknya. Sebanyak 63% dari
mereka bahkan tidak merasa memiliki perusahaan tempatnya bekerja (disengagement), dan 20% cenderung menjadi musuh dalam selimut akibat tak puas pada kebijakan perusahaan atau karena dimanfaatkan kompetitor.
Fakta ini memberitahu kita
mengapa selama ini di banyak kantor, terutama kantor-kantor
pemerintahan, tak sedikit karyawan yang lebih banyak menghabiskan waktu
kerjanya untuk kepentingan pribadi, seperti bermain game, mengobrol, chatting,
dan lain sebagainya, jika pimpinan tidak di tempat. Kondisi ini tentu
saja tak bisa dibiarkan, kecuali jika Anda ingin kapal Anda karam, atau
Anda dipecat bos Anda.
Untuk dapat mengelola SDM dengan baik, seorang pemimpin harus memiliki modal yang cukup. Apakah modalnya? Ini dia;
1. Jadilah modelling (panutan).
Untuk
menjadi seperti ini, Anda harus memiliki karakter yang kuat, stabil,
dewasa, dan independen, sehingga setiap keputusan dan kebijakan yang
Anda buat, murni hasil pemikiran dan analisa yang didasari oleh fakta
dan realita, bukan karena hasutan atau pengaruh orang lain. Selain itu,
Anda juga harus kompeten dan peduli pada anggota tim Anda. Jika antara
ucapan dan tindakan Anda selalu bertentangan, apalagi jika Anda juga tak
pernah peduli kepada anggota tim Anda, mungkin jika saja anggota tim
Anda berani, mereka akan berkata kepada Anda begini; “Ke laut aja lo!”.
2. Jadilah seorang path finding (perintis jalan)
Ini
penting, karena seorang pemimpin harus selalu berada di depan, bukan di
belakang. Sebagai orang yang berada di depan, Anda harus tahu kemana
saja Anda akan membawa anggota tim Anda melangkah. Kalau Anda selalu
bingung dan tak tahu harus apa dan bagaimana, bagaimana anggota tim Anda
menghargai Anda? Dan bagaimana target dapat dicapai? Jangan-jangan
anggota tim Anda akan kembali berkata; “Ke laut aja lo!”
3. Jadilah seorang aligning (penyelaras)
Dengan
jumlah anggota tim yang tak sedikit dan karakter yang berbeda-beda,
Anda harus dapat menyatukan mereka hingga hanya ada satu tujuan dan
keinginan antara Anda dan tim, yakni mencapai target. Kalau tujuan dan
keinginan kalian berbeda-beda, Anda pasti kelimpungan sendiri karena
anggota tim Anda seperti sekelompok anak ayam nakal yang memang sengaja
tak mau punya induk. Nah, kalau sudah begini, bagaimana target dapat
dicapai?
4. Jadilah seorang yang mampu melakukan empowering (pemberdayaan)
Mengapa
ini penting? Kadangkala ada orang yang mampu mengeluarkan seluruh
kemampuan maksimalnya, namun ada juga yang tidak karena faktor
psikologis, latar belakang pendidikan, sosial, dan sebagainya. Padahal,
untuk mencapai target, apalagi target yang besar, semua potensi yang ada
harus dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. Maka, keluarkan seluruh
potensi maksimal tim Anda, dan manfaatkan sebaik-baiknya. Jika sesuatu
dikerjakan dengan power yang tanggung, hasilnya juga tanggung. Jika full
power, ya full juga hasilnya.
5. Jadilah seorang caretaker (penjaga pertumbuhan)
Nah,
ini penting, karena jika tim Anda telah solid, lalu Anda larut dalam
euphoria sehingga Anda lupa kalau apa yang sudah dicapai harus
dipertahankan, berarti bencana buat Anda. Ingat, mempertahankan lebih
sulit dibanding membuat. Jadi jika Anda sudah punya tim yang solid,
pertahankan, agar target-target Anda selanjutnya tetap dapat Anda capai.
Bagaimana caranya? Hargai jerih payah dan perjuangan mereka dengan
memberinya reward dalam bentuk finansial, promosi, atau lainnya. Yang
penting, sesuaikan penghargaan yang Anda berikan dengan kinerjanya.
Manfaat lain dari menghargai perjuangan orang adalah, orang itu akan
semakin loyal kepada Anda.
Hmm .., memang tidak
mudah ya menjadi seorang pemimpin? Jika Anda mampu memenuhi kelima
kriteria di atas, percayalah, Anda akan menjadi seorang top leader. Apa
yang dipaparkan di atas merupakan penggalan dari metode Quality
Implementation (QI) Leadership yang saya create berdasarkan pengalaman
menangani permasalahan di sejumlah perusahaan. Apalagi metode lain yang
ada dalam QI Leadership? Ikuti saja workshop yang saya selenggarakan
setiap bulan, karena jika dijabarkan di sini, halaman yang tersedia
takkan cukup, karena QI Leadership adalah sebuah metode yang bertujuan
untuk meningkatkan komitmen, kontibusi, dan hasil tim yang menjadi dasar
tumbuh dan berkembangnya sebuah perusahaan. QI Leadership ini dapat
diterapkan oleh leader, anggota tim, dan dapat diberlakukan di
perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar